Wednesday, October 2, 2019

Bekerja

Tentang bekerja.

Kali ini saya akan posting tentang cerita teman saya dan bekerjanya, postingan ini nyata terjadi dan saya sudah mendapatkan izin dari yang punya cerita, tanpa menyebutkan nama maupun instansi terkait. 

Sebelum ke inti, share dikit apa itu bekerja. Dalam KBBI bekerja adalah berbuat sesuatu; melakukan suatu pekerjaan (perbuatan). 
Dalam hal ini bekerja adalah suatu bentuk kebutuhan aktualisasi diri manusia. Jadi menurut teori Abraham Maslow (1943) dalam teorinya yaitu "a theory of human motivation" ada 5 kebutuhan manusia dimana kebutuhan tingkat rendah dulu harus terpenuhi sebelum ke tingkat yang lebih tinggi, 5 kebutuhan itu adalah :

1. Physiological Needs/Kebutuhan fisiologi, merupakan kebutuhan untuk mempertahankan hidup secara fisik, yang emang paling dasar banget harus terpenuhi, meliputi oksigen, pangan, sandang, papan. Tanpa poin satu ini kebutuhan yang lain tidak akan tercapai.
2. Safety Needs/ Kebutuhan rasa aman, merupakan kebutuhan selanjutnya yang harus terpenuhi, meliputi rasa aman secara fisik, ada perlindungan, ada kebebasan dari rasa cemas, depresi, ketakutan, perang, dan lain-lain.
3. Social Needs/ Kebutuhan akan kasih sayang dan rasa memiliki, setelah mendapat rasa aman, tentunya kita ingin mendapat kasih sayang dan rasa ingin dimiliki, dimana dalam hal ini kita sebagai individu akan muncul keharusan berinteraksi dengan orang lain sehingga kita merasa dimiliki oleh seseorang tersebut. Kita punya keluarga, teman, sahabat, tetangga, pasangan, atau peer groupnya masing-masing. Tidak hanya ingin mendapatkan tapi kita juga menciptakan kebutuhan ini tentunya.
4. Esteem Needs/ Kebutuhan Harga Diri, setelah poin 1-3 terpenuhi biasanya individu akan mengejar egonya untuk memenuhi keinginan mendapatkan prestise, mendapatkan penghargaan, berprestasi dll. Disini timbulah rasa menghormati dan ingin dihormati orang lain, ingin memenuhi kebutuhan akan status diri, prestasinya, kekuasaannya dll, 
5. Self Actualization Needs/ Kebutuhan aktualisai diri, ini adalah puncak dari kebutuhan manuseaa. Ya berusaha untuk memaksimalkan seluruh potensi yang ada pada dirinya, keinginan secara terus menerus menggali potensi yang dimilikinya, memenuhi hasrat untuk menjadi dirinya sendiri sesuai kemampuannya. Begitu, biasanya anak-anak sekolah hanya sampai pada tahap harga diri, mendapatkan prestasi seperti itu. 

Dalam konteks bekerja ini menurut saya sudah dipuncak kebutuhan dasar, yaitu bentuk dalam aktualisasi diri suatu individu

Tentunya anak-anak muda yang sudah mencapai masa-masa peralihan ke dewasa ini pengen berkerja atau melakukan sesuatu sesuai yang diharapkannya. Kalopun bekerja tapi tidak disukai apa jadinya? Bakal depressed, anxiety dll sehingga kebutuhan akan rasa amanpun percuma tidak terpenuhi. 
Kasus ini terjadi pada teman saya, punya passion luar biasa di tangan mungilnya, tulisan-tulisannya canteeks, bahkan buka pesanan untuk hadiah wisuda seperti bouquet bunga flanel, jam dinding, frame art, telenan art, dan dibuat oleh dirinya sendiri, punya bakat! Tapi pekerjaan utamanya bukan itu, tapi guru. Seninya hanya untuk sampingan saat kuliah dulu. Karna lulusan s1 pendidikan sehingga ia juga menuntut dirinya buat jadi guru, susah emang waktu daftar-daftar dlu, tapi beruntungnya ada instansi yang menerimanya untuk mengajar, tuntutannya sangat besar, malah sering2 ada yang resign karna tuntutan atasan yang banyak, sudah dicoba untuk bernegosiasi dengan dirinya sendiri, tapi ternyata tetap tidak bisa. 
Apa yang terjadi? Munculah depressed, dia bercerita setiap bangun tidur dadanya terasa sesak, jantung berdebar-debar, kepala pusing, kadang mual, merasa cemas, kadang dia juga nangis gak jelas. Yap, sudah sampe psikosomatis. Setiap ada waktu luang misal hari minggu, ia manfaatkan buat istirahat, me timenya katanya. Karna tak ajak main gamau wkwkk (padahal we juga gak libur wkwk). Sudah minta resign tapi ditolak, harus menunggu sampai kenaikan kelas katanya. Kurekomendasikan buat ke psikolog ataupun ke psikiater karna udah gak beres fisiknya sampai lelah macem itu. Sampailah ke dokter Sp.KJ dikasih taulah bahwa tanda2 depresi, vegetatif imbalance, dan terakhir pekerjaan tidak sesuai. Hasil konsultasinya diberi minta petunjuk dari Allah dan banyak lagi, sampai memang perlu obat (tapi gaharus diminum sih kata dokternya, boleh minum atau tidak). Ini bukan hanya soal harusnya passionnya diseni bukan, tapi karna tekanan yang dihadapi sehingga tubuh memang tidak siap dan tidak nyaman.
Begitu pentingnya ya ceman-ceman kesehatan mental itu, bisa mengarah ke fisik lhoh. Stress ini akan mempengaruhi kerja di otak yang berpengaruh pada sistem tubuh. Sering disebut jika kita depresi dibilang sakit saraf, karna disaraf terdapat neurotransmiter yang berfungsi sebagai pembawa pesan antar sel saraf, salah satunya adalah serotonin yang berfungsi sebagai pengatur suasana hati dan menjaga sel saraf. Saat kita stress, over thinking, tubuh ini juga akan bekerja meningkatkan produksi hormon adrenalin dan kortisol, saat hormon adrenal meningkat akan memicu jantung bekerja lebih keras, sehingga detak jantuk meningkat, keringat berlebih dll. Stress juga memicu peningkatan produksi asam lambung sehingga akan terasa mual. Kasus sepele seperti mau ujian saja kita bisa stress, deg-degan, perut sakit, apalagi kasus yang dialami sehari-hari seperti yang dialami teman saya.

Jadi bukan masalah memilih-milih pekerjaan, tapi bekerjalah sesuai dengan yang diharapkan, kenyamanan. Mungkin kita sudah memilih hal itu sesuai, tapi ternyata ditengah jalan memang ada cobaan yang harus dihadapi entah itu bertahan atau meninggalkan. Harus bisa melihat dari berbagai aspek tentunya. Percuma saat kita mencoba beraktualisai diri namun tidak sesuai, yang akan berakibat kita merasa tidak nyaman terlalu lama maka kebutuhan rasa aman tidak akan didapat, sampai muncul gangguan fisik sehingga kebutuhan paling dasar manusia pun tidak terpenuhi.

Jadi lagi, jangan judgement seseorang atas pekerjaan atau pilihannya, karna kita tidak tahu apa yang sedang mereka hadapi, yang mereka rasakan. Mungkin seseorang nyaman saat bekerja dimalam hari mencari puing-puing botol bekas, kardus bekas, daripada ia harus bekerja dikantor yang penuh tekanan. Mungkin ada lagi orang nyaman berjualan ditengah mecetnya jalanan, daripada harus dituntut menawarkan produk-produk ke perusahaan-perusahaan. Mungkin ada lagi orang yang nyaman bekerja dikantor diawasi atasan daripada ia harus jadi youtuber yang harus mikirin banyak konten. Jangan judgement juga bahwa bekerja harus sesuai background sekolah. Sekolah perawat gak harus bekerja jadi perawat di RS atau klinik, jangan judgement juga orang pulang malam itu nakal, orang mabuk nakal, wanita merokok nakal, karna kita gak tau juga kan apa yang memicunya berbuat seperti itu, bisa jadi orang mabuk karna sedang mengalami tekanan suatu hal sehingga pengen dialihkan oleh hal itu (pengalihan yang tidak tepat sebenarnya, karna akan memperburuk kerja sel saraf). Karna masalah itu bisa diselesaikan oleh penyebabnya.

Begitulah sekiranya tentang bekerja, apalagi diusia-usia 20an ini, masa-masa peralihan, masih berupaya beraktualisasi diri. Cari kerja dizaman ini emang susyah, padahal teknologi udah canggih, harusin banyak bersyukur kalo udah dikasih kenikmatan dan rezeki dari Yang Kuasa, rezeki gak cuma secara materiil tapi juga meliputi kesediaan oksigen yang masih bisa dihirup, rezeki dikasih rasa kasih sayang oleh sekitar dan masih buanyak. Allah tidak akan salah memberikan jadwal lahir dan mati, memberikan rezeki, pekerjaan, jodoh, dan ketetapan yang lainnya. Tinggal kita berupaya mencarinya dan menghadapinya.
Jangan sungkan untuk selalu bercerita dengan orang yang kamu percayai saat ada masalah, jangan menyimpan masalah itu sendirian, karna mungkin saja lewat orang yang kamu percayai itu Allah memberikan jalan lewat perantara orang tersebut. 

Semoga bermanfaat sedikit cerita dari teman saya, tapi ku banyak nulisnya wkwk. Mari belajar bersama, jika ada yang tidak berkenan mohon maaf, boleh komen dibawah. Terima kasih sudah bersedia membaca.

Keep healthy guys, physical n psychological. ❤


No comments:

Post a Comment