Di kaki gunung-gunung aku punya cerita
Banyak sekali cerita
Sekali-kali suka memandang gunung dari bawah,
Melihat rumah-rumah
Sambil kita berdiskusi bersama
Sepenggal bait yang sepertinya makin susah dirangkai :D
Blogging dimalam hari kali ini ditemani oleh secangkir kopi ceblek wong tani ditambah sedikit creamer dan gula. Cocok buat suhu dingin akhir-akhir ini, ditambah lagu-lagu yang yoi
Judul postingan yang sepertinya sedikit ambigu dan keknya emang rancu, tapi btw welcome back readers sudah mampir di blog ku lagi
Berawal dari beberapa bulan terakhir para usia 20an ini apalagi menginjak ke 25, "yang katanya" akan mengalami life crisis bukan crisis moneter ya, sebenarnya apa itu life crisis yang sesungguhnya aku juga kurang paham, mungkin adalah fase dimana benar-benar peralihan dari remaja ke dewasa.
Usia dimana memapankan diri secara pikiran. Mungkin itu
Simple tapi susah. That's true, yang pernah ku alami. Mungkin kamu juga
Terjebak dalam diri sendiri. Mungkin kata yang tepat.
Bisa terjadi karna kesedihan, keraguan, kecemasan, kebahagiaan yang berlebihan, kecukupan namun tidak puas dsb. Terjadi di berbagai aspek. Karir, pendidikan, percintaan, rumah tangga dan masih buanyak.
Pernah merasa berada di perasaan membelenggu sendiri, eh ternyata setelah diskusi-ngobrol dan liat2 timeline ternyata gak cuma sendiri, banyak juga yang merasa sama.
Mengalami masa kapan lulus lulus, pusing dengan skripsi, sudah lulus, cemas belum dapat kerjaan, setelah naik turun dapat kerjaan, merasa tidak nyaman dengan pekerjaannya, pengen resign dsb. Sudah punya pacar, tapi tidak segera dipinang. Belum punya pacar, merasa rendah diri dan berbagai kecemasan di masa depan yang lain. Belum lagi ditambah masalah sepele-sepele di keluarga, lingkungan, pertemanan, kadang merasa mengasingkan diri adalah yang terbaik (sambat di twitter misalnya).
Sepertinya akan ada masa dimana kita sensi dengan perkataan orang lain kepada kita, kemudian makin gedhe jadi gapeduli banget sama apa yang dikata orang lain, tapi sepertinya memasuki life crisis ini kita sudah gak akan membandingkan diri kita terhadap orang lain, namun lebih ke arah membandingkan kenyataan yang sedang kita hadapi terhadap beberapa capaian atau target yang pernah kita harapkan, muter-muter disitu, dan ini adalah proses pencarian diri kita. I think.
Terpuruk dengan pemikiran sendiri, yaps, mungkin ada suatu hal sepele banget, tapi karna sedang mengalami life is up n down, bisa jadi yang sepele itu kita pikir hal yang gedhe. Jadilah crisis of life.
Life crisis ini menurutku kadang keren, karna disaat kita terpatuk pada pikiran2 untuk mempertimbangkan suatu hal, kita dituntut liat suatu problem dari banyak sisi, yang bikin pusing positif dan negatifnya, tapi pada akhirnya kita yang akan mengambil keputusan itu sendiri dangan yaudah diterima semua konsekuensinya, what's cool'n maan, dari remaja ke dewasa awal cuy
Tapi kadang nampak misqueen perasaan karna saat2 pengen balik ke anak-anak aja huhu menikmati hal-hal simple, nostalgia jaman-jaman enak bahagea (karna yang udah jadi masa lalu itu dianggap enak dan bahagia pdhal dulunya juga sama2 ada perjuangan haha)
Ada juga nih sepertinya mengalami fase seenak gue sendiri, yaps, ini hidupku aku yang ngejalani, bener gak sih? ya seenakku sendiri, gapeduli orang mo gimana gimana
Begitulah
Pernah membaca suatu buku bahwa hal yang diberikan misal kecewa, sedih, senang, bahagia, flat itu diterima, bukan dikeluhkan bahkan ditolak masuk ke dalam diri kita sendiri.
Karna ini adalah bagian dari kehidupan.
Emang bener juga, ya mungkin awal kehidupan kemapanan diri ini banyak yang belum tercapai, diterima aja udah sambil life must go on, lanjut aja dengan capaian-capaian yang belum tercapai, jalani, enjoy our life, karna gabaik juga kita terlalu menolak dengan rasa kecewa, sedih, kenapa gw gitu, kenapa gabisa gini, semacam tu malah bikin kita tambah sakit, remember it "sakit dipikiran bisa jadi sakit difisik" -psikosomatis-
Dalam emotional healing biasanya juga gitu, semua yang terjadi diterima secara terbuka, kalo senang ya bilang senang, kalo sedih ya bilang sedih, emang kenyataan seperti itu, kemudian kita terima sebagai bentuk proses perjalanan ini, kita maafkan rasa kecewa sedih maupun bahagia yang berlebihan misalnya, menjalani suatu hal dengan tulus, enjoying this life akan enak pada waktunya, entah itu kapan ku juga gatau wkwk
Begitulah life crisis yang sedang dialami di kaki gunung ini, sedang difase yaudah dijalani aja, aku pengen itu ya kukejar kujalani, pas gasuka yaudah gapapa aja. Mungkin akan ada bedanya jika life crisis ditengah sabana, dilembah pegunungan atau di puncak gunung.
Macem tu menurutku, sampai jumpa lagi ditulisan life crisis di puncak gunung ya gaes (usia tua wkwk). Terima kasih sudah membaca❤
No comments:
Post a Comment