Friday, October 15, 2021

Survivor

today was so badday..
will be missed this room
like, cant leave this room

tapi tiba-tiba di penghujung hari tersentak betapa tidak bersyukurnya aku jika seharian hanya berkeluh kesah, mendiamkan dunia serta seisinya.

sepanjang 2015-2021 kuliah-kerja, bertemu penyintas, survivor, pasien-pasien macem-macem, namun rasanya ada 2 yang bikin ku trenyuh betapa hidup ini gak patut untuk gak disyukuri.
pasien 1 pernah ku bikin cerita terdiagnose kondisi dengan ah hopeless dan tidak mungkin kembali, but she can! and now she was life happily and healthy.
And now, i have pasien survivor cancer, laki-laki sedang senang-senangnya mengejar ilmu kuliah tapi terdiagnose cancer end stage. Jauh-jauh kendari ke jogja untuk kuliah, tak ada keluarga tak ada kerabat dijogja, tinggal dikos selayaknya mahasiswa jauh orangtua.
kemoterapi sudah dijalani, setengah seri terhenti karena kondisi, bahkan saat awal dirawat dengan berbagai usaha tindakan tapi tidak bisa, 
remember the day, masuk dengan mual hebat, kurus, hasil lab ancur, pucat pasi, ikterik, tak ada rambut, tapi masih ikut kuliah daring, sesekali mau bicara, tp ketika semua tindakan gabisa dilakukan sama sekali hingga semakin penurunan kondisi setiap hari, dan berbagai edukasi para dokter, mungkin saat itu hidupmu terasa hancur sekali nak, tak ada harapan untuk hidup panjang, mungkin kamu tidak akan pernah menyampaikan kepada para dokter, para suster, bahkan mamamu sendiri, setiap hari kamu semakin tidak mau membuka mata, tidur sepanjang hari, berharap hari-hari segera cepat berlalu tanpa merasakan kesakitan badan. Senang rasanya bersedia buka mata lagi meski dengan berbagai motivasi dan hanya sekejap walopun yang lainnya bilang ndamau buka mata ya, memang nak, feel dunia ini lebih baik gelap dan aku sendiri yang menikmatinya, karna hari-hari cerah hanyalah harapan palsu (mungkin pikirmu itu)
terima kasih sudah mau komunikasi lagi dan buka mata, mengerang ketika nyeri, menjawab kuliah semester berapa dengan jari 5, jurusan social dengan gelengan science dengan anggukan. Karna yakin kali ini bukan penurunan kesadaran namun sedang menata hati dan hidup ini, dengan segala kesakitan yang dihadapi dengan lebih baik tidur memejamkan mata, ketakutan melihat orang untuk terakhir kalinya.
jahat rasanya ikut mendengar waktu tidak lama lagi untuk bernafas, prognosis buruk yang menghantui bahkan saat kami oper jaga, hingga sewaktu-waktu bisa dead on the bed dalam hitungan beberapa minggu kedepan.

Terima kasih ya sudah mau kerjasama dengan baik sekali meski menyakitkan dipasang selang makan NGT walopun tiap 2 hari u lepas sendiri lg, diinfus 2 jalur, sering diambil sample darah, injeksi obat tiap hari, support obat pekat untuk tekanan darah, bahkan semua jenis makanan gak bisa terserap sama sekali..

Terima kasih mengajarkan berdoa pada Pencipta adalah sebaik-baiknya teman. Mungkin kehadiran mama dan teman hanya bentuk support sesaat, tanpa kehadiran papa pun, masih baik dengan kitabmu.

Terima kasih banyak nak sudah mau mengangguk saat tiap kali ku "harus semangat ya" terlihat hanya sesaat but i believe kamu masih bisa bertahan lebih lama dari perkiraan dokter. Hari minggu esok last day aku diruangan ini, terima kasih sekali dengan berbagai usaha kami dan usahamu sampai bisa bertahan.

Terima kasih pula mengajarkan kadang memang diam lebih baik untuk mengubah diri dan menenangkan diri, mungkin circle akan menyempit dengan seiring waktu dan kondisi, 

Terima kasih sekali sudah mengajarkan rasanya bersyukur nikmat sehat fisik psikis begitu berharganya, karna disamping rasanya melihat kehidupan orang lain terlihat baik, menyenangkan, dan beruntung, masih ada kehidupan diri sendiri yang jauh lebih baik untuk disyukuri dan dicintai dengan seada-adanya apa yang kita punya dan dapatkan.

Kelak kamu dan kita semua akan lebih baik dalam segala kondisi yang telah ditetapkan. ❤ untuk para survivor cancer dan penyakit kronis lainnya,



No comments:

Post a Comment